Minggu, 27 Januari 2013

Testimoni Dody Achmadi


Testimoni

Tahun 2005 saya pernah di diagnosa HIV positif di salah satu rumah sakit swasta terkemuka di bilangan Tangerang,pada saat itu di ketahui CD4 19 dan saya terdiagnosa terkena Toksoplasmasiosis yang menyebabkan kaki kiri saya terlihat lunglai (lemas jiika memakai sendal jepit terlempar) dan sempat konsumsi ARV dari januari 2005 sampai April 2011 (sejak april 2011 saya stop arv)

Pada saat itu,pikiran saya sama dengan kebanyakan odha pada umumnya yang baru saja di vonis terkena HIV, saya jadi takut jika ada orang rumah saya sakit (walo pada kenyataannya,pernah orng serumah saya,ibu,abang,kakak ipar n ponakan saya sakit,namun hanya saya saja yang tidak,tapi doktrinan gampang sakit itu tetap melekat di kepala saya)

Saya pun sempat takut untuk kembali bekerja di bandara (saya bekerja di bandara sejak tahun 2000-2005 pada 5 perusahaan jasa penerbangan)karena kembali doktrinan "ODHA GAMPANG CAPE" sudah melekat di kepala saya (walo pada akhirnya September 2010-Maret 2011 saya kembali bekerja di Bandara),walopun faktanya, saya pun sebenarnya tidak merasakan rasa lelah n capek seperti yang banyak di ceritakan oleh teman2 odha,capek n lelah memang ada,karena namanya orng kerja,bohong klo sy bilang ga capek n lelah,krn otak n tenaga kita terkuras selama bekerja)

Dan Pada hari ini pun saya membuktikan,saya bekerja keluar rumah mulai jam 9 pagi dan baru pulang kerja sekitar pukul 22.00/23.00 sampai di rumah, apakah saya capek n lelahjawabnya kembali...iya benar saya capek n lelah,dan itu wajar karena sy bekerja lebih dr 12 jam sehari,namun sy msh sempat berdiskusi dengan istri sebelum tidur

Intinya dr cerita saya di atas adalah, apa yang sebagian ODHA kawatirkan terkait ketakutan akan lemahnya daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan gampang terkena penyakit atau rasa lelah yang berlebih ketika berkerja berat, sebenarnya mirip dengan mitos "janin yang dimakan hantu" yang sebenarnya dalam dunia kedokteran mainstream dikenal dengan sebutan kehamilan palsu atau Pseudocysis, yang mana sebenarnya pikiran kita dapat menipu badan atau organ tubuh kita yang lain agar mengikuti atau menjadi seperti apa yang kita pikirkan (Sebenarnya Ketakutan kita itu yang akan terjadi)

Saya pernah membaca sebuah kutipan dari buku yang di tulis oleh Haris Ahmad Jaya salah seorang motivator Indonesia yang di kenal sebagai "Master Of Sugetion" " Satu kata negatif yang kita keluarkan atau kita dengar setiap hari dalam kehidupan kita sehari2,HARUS dapat kita gantikan dengan 10 kata positif setiap harinya,jika kita menginginkan pikiran dan organ tubuh kita dapat melakukan respon yang positif yang kita inginkan"

So....We Are what we Think atau kita adalah apa yang kita pikirkan,dan yang membuat sebagian ODHA terlihat layaknya orang manja (karena sering mengeluh kesehatannya) menurut saya karena sebagian dari mereka sudah terkena Sindrom Jebakan AIDS, Otak yang merekamnya dan membawanya ke alam bawah sadar, dan itu lah yang membuat sebagian besar ODHA merasa seperti mempunyai kesamaan (cepat tertular penyakit atau gampang lelah)

Apa itu Jebakan AIDS atau AIDS TRAPS ,jika ada member GETAR yang belum sempat membaca,bisa di baca pada Link di bawah ini :)

https://www.facebook.com/groups/gerakantolakarv/doc/141017759365623/
Like ·  ·  · January 11 at 2:04am

2 komentar:

  1. teori hiv, teori konspirasi gan..
    ini bukan spam seriusan, nih wawancara antara penemu virus HIV sama wartawan

    bunkimliong.blogspot.co.id/2015/09/teori-virus-hivaids-adalah-sebuah.html?m=1


    intinya tuh hiv itu ga bisa buat seseorang mengalami AIDS, lebih lanjut nya dibuka aja link nya
    disitu bahkan ada video youtube langsung.

    BalasHapus
  2. MAHA STAR ( Masyarakat Anti Hiv Aids & STop ARv ) adalah suatu group yg berisikan bukti empiris testimoni langsung dari orang2 yg terlanjur divonis positif namun tetap survive tanpa ARV ( bahkan ada yg sudah 9 hingga 10 thn mrk tetap sehat walafiat ). Kalian tdk sendiri guys. Bangkit bersama MAHA STAR


    https://m.facebook.com/groups/559129164264816?ref=bookmarks

    BalasHapus